Bukan Sekadar Nilai: Rahasia Pola Asuh Islami Mencetak Anak Cerdas dan Berakhlak Juara
Landasan Pola Asuh Islami: Menyelamatkan Fitrah Anak
Dalam agama Islam, setiap anak yang lahir berada dalam kondisi yang suci. Tugas pokok bagi orang tua adalah untuk merawat dan mengembangkan kondisi ini, sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, “Setiap bayi lahir dalam keadaan bersih. Kedua orang tuanya yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Pola pengasuhan dalam Islam menekankan pada empat dasar utama, yaitu: mendidik, membina, membiasakan, dan membimbing anak dengan cara yang terbaik. Ketika dasar agama (akhlak dan iman) sudah kuat, dorongan untuk belajar dan mencapai keberhasilan akan muncul sebagai bentuk tanggung jawab kepada Allah SWT dan orang tua.
Prinsip Pola Asuh Islami untuk Mengukir Prestasi Anak
Di bawah ini terdapat beberapa prinsip pola asuh Islami yang telah terbukti berhasil dalam mendukung keberhasilan anak di sekolah:
- Menjadikan Keimanan dan Akhlak sebagai Hal yang Paling Utama.

Pencapaian paling tinggi bagi seorang Muslim adalah memiliki perilaku yang baik. Saat anak memahami bahwa belajar adalah suatu bentuk ibadah, mereka akan termotivasi untuk melakukannya dengan serius. Contoh Penerapan: Orang tua harus memberikan contoh mengenai kejujuran, kedisiplinan dalam melaksanakan salat, serta tata krama dalam berinteraksi. Ajarkan bahwa ilmu merupakan persiapan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, bukan hanya untuk mendapatkan nilai.
- Menerapkan Metode Pengasuhan Demokratis yang Berdasarkan pada Syariat
Penelitian menunjukkan bahwa metode pengasuhan yang demokratis—yang mencakup kehangatan, komunikasi yang jujur, dan penetapan batas yang tegas—biasanya menghasilkan anak-anak yang berprestasi. Dalam Islam, hal ini terlihat dari cara mendidik yang menekankan syura (musyawarah) dan kasih sayang, sebagaimana contoh yang ditunjukkan oleh Luqman Al-Hakim kepada putranya. Contoh Penerapan: Ajaklah anak untuk berbicara mengenai tujuan belajarnya, dengarkan pendapat yang disampaikan, namun tetap berikan arahan dan batasan waktu bermain yang jelas dan rasional.
- Keteladanan (Uswatun Hasanah)

Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak. Mustahil mengharapkan anak rajin membaca jika orang tua tidak pernah terlihat memegang buku selain gawai. Contoh Penerapan: Ayah dan Ibu harus menjadi contoh pembelajar seumur hidup. Tunjukkan bahwa Anda menghargai ilmu, memiliki jadwal membaca, dan mengelola waktu dengan disiplin.
- Pembiasaan (Tadrij) dan Penghargaan (Reward)

Untuk mencapai prestasi, diperlukan konsistensi. Islam sangat menekankan pentingnya membiasakan perilaku baik mulai dari usia yang muda. Rasulullah SAW menyatakan, “Arahkanlah anak-anakmu untuk berdoa ketika mereka mencapai usia tujuh tahun. . . “ Contoh Penerapan: Susunlah jadwal belajar yang teratur, tidak hanya saat mendekati ujian. Berikan penghargaan non-material, seperti pujian yang tulus, pelukan, atau waktu berkualitas bersama, ketika anak memperlihatkan usaha dan kemajuan, bukan hanya ketika ia meraih nilai sempurna.
- Keseimbangan antara Pengetahuan Duniawi dan Pengetahuan Akhirat

Pola asuh dalam Islam mengajarkan bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban pribadi (fardhu ‘ain) yang mencakup pengetahuan agama serta pengetahuan umum yang bermanfaat (nafi’). Prestasi di sekolah merupakan salah satu persiapan hidup di dunia yang akan mendukung peran anak sebagai pemimpin (khalifah) di bumi ini. Contoh Penerapan: Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik akademik maupun non-akademik, serta memastikan anak memiliki waktu yang memadai untuk mempelajari Al-Qur’an dan Hadis.
Keberhasilan anak di sekolah merupakan hasil dari penerapan nilai-nilai baik yang ditanamkan di rumah. Pola asuh Islami menyuguhkan struktur yang komprehensif: mempersiapkan anak dengan iman dan perilaku baik, memperkuat mereka dengan kasih sayang yang seimbang dan bijaksana, serta melatih mereka untuk menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Dengan cara ini, pencapaian anak yang diperoleh tidak hanya membanggakan di hadapan manusia, tetapi juga memiliki nilai ibadah di sisi Allah SWT.

