Belajar Menyenangkan: Kunci Anak Betah Mengaji dan Sekolah

Anak-anak adalah pembelajar ulung. Namun, ketika kata “belajar” dan “mengaji” terasa seperti beban atau kewajiban yang kaku, semangat mereka akan meredup. Impian setiap orang tua adalah melihat anak-anak tumbuh dengan cinta yang tulus terhadap ilmu, baik ilmu duniawi di sekolah maupun ilmu ukhrawi dari Al-Qur’an.

Lalu, bagaimana menciptakan lingkungan yang membuat anak-anak betah, bahkan merindukan, momen mengaji dan bersekolah?

Kuncinya terletak pada Pendekatan Holistik dan Menyenangkan. Prinsip ini sangat relevan diterapkan di lingkungan sekolah yang mengedepankan nilai-nilai agama, seperti di SD Masjid Madiun.


1. Mengubah Mengaji dari Kewajiban menjadi Kegembiraan

Mengaji adalah jantung pendidikan Islam. Agar anak-anak di SD Masjid Madiun betah, metode yang kaku harus diganti dengan pendekatan yang interaktif dan memicu rasa ingin tahu.

A. Personalisasi

  • Pemanfaatan Media: Menggunakan alat peraga khairunnas yang dimana anak-anak dapat melihat dengan jelas serta memahami materi yang juga dicantumkan pada setiap halaman. Metode membaca peraga ini dilakukan secara sarentak dan kemudian ustadz/ustadzah membagi 2 kelompok untuk dibaca ulang secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan fokus dan mengkodisikan kelas agar tetap kondusif dan pembelajaran berjalan lancar.

B. Metode Bermain dan Reward

  • Mengaji Berantai: Di kelas Tahfiz SD Masjid Madiun, guru dapat menggunakan metode membaca berantai (satu anak membaca satu ayat, disambung anak berikutnya). Ini melatih fokus, kekompakan, dan membuat sesi terasa seperti permainan tim.

  • Reward yang Tulus: Apresiasi tidak harus selalu berupa hadiah mahal. Pujian tulus, tepukan di bahu, atau stiker bintang kecil setiap kali anak mencapai target mengaji (misalnya, naik jilid, atau hafal satu surah baru) jauh lebih efektif dalam memupuk motivasi intrinsik.


2. Mengintegrasikan Sekolah dan Masjid: Lingkungan Belajar Holistik

Di sekolah seperti SD Masjid Madiun—yang memiliki kedekatan fisik atau filosofis dengan masjid—integrasi antara kurikulum umum dan kegiatan keagamaan menjadi keunggulan utama agar anak betah.

A. Kontekstualisasi Ilmu (Penerapan)

Anak-anak akan betah jika mereka tahu untuk apa mereka belajar.

  • Ilmu Alam dan Agama: Guru dapat mengaitkan pelajaran sains tentang keindahan alam dengan kebesaran Allah SWT (ayat-ayat kauniyah). Ilmu matematika tentang pembagian dapat dikaitkan dengan perhitungan zakat.

  • Pendidikan Karakter Melalui Kisah: Di SD Masjid Madiun, kisah para Nabi, Sahabat, dan tokoh Islam inspiratif dapat dijadikan bahan pelajaran umum untuk menanamkan karakter jujur, disiplin, dan bertanggung jawab.

B. Menciptakan Zona Nyaman dan Disiplin Positif

Anak betah di sekolah bukan hanya karena mata pelajarannya menarik, tetapi karena merasa aman dan dihargai.

  • Keterlibatan Emosional Guru: Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendampingi. Pendekatan guru yang ramah, sabar, dan menganggap anak sebagai individu unik akan membangun ikatan emosional.

  • Jadwal yang Fleksibel: Mengatur jadwal yang konsisten namun fleksibel—memberi waktu istirahat yang cukup atau mengalokasikan sesi bermain yang terarah—mencegah anak merasa terbebani dengan rutinitas yang terlalu padat.

  • Lingkungan Masjid yang Bersahabat: Jika masjid adalah bagian dari sekolah, pastikan masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah yang kaku, tetapi juga ruang belajar yang nyaman dan tenang.


3. Peran Kemitraan Sekolah, Guru, dan Orang Tua

Keberhasilan dalam membuat anak betah di SD Masjid Madiun adalah hasil kolaborasi segitiga antara Sekolah, Guru, dan Orang Tua.

Pihak Peran Kunci
Sekolah (SD Masjid Madiun) Menyediakan kurikulum terpadu (umum dan agama) dan fasilitas pendukung yang nyaman. Memilih guru yang kompeten, kreatif, dan berkarakter Islami.
Guru Menerapkan metode mengajar yang menyenangkan, sabar, dan memberikan reward tulus atas setiap kemajuan kecil anak.
Orang Tua Memberikan Teladan: Mengaji di rumah bersama anak. Konsistensi: Menjaga jadwal mengaji di rumah agar selaras dengan jadwal sekolah. Dukungan: Menghargai dan memotivasi anak tanpa membandingkannya dengan orang lain.

Dengan menciptakan atmosfer belajar yang penuh apresiasi, integratif, dan jauh dari tekanan, anak-anak di SD Masjid Madiun tidak hanya akan betah, tetapi akan tumbuh menjadi generasi yang mencintai ilmu dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dengan penuh kegembiraan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x