SEKOLAH MASJID: INOVASI PENDIDIDIKAN ISLAMI DI TENGAH MASYARAKAT

Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Banyak orang tua Muslim mendambakan model pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan secara intelektual, tetapi juga membentuk akhlak dan spiritualitas anak. Dalam konteks inilah, muncul sebuah terobosan bernama “Sekolah di Masjid” sebuah inovasi pendidikan Islami yang kembali memfungsikan masjid sebagai pusat ilmu dan karakter. Salah satu pelopor model ini yang layak menjadi contoh adalah Sekolah di Masjid Madiun.
Sekolah Masjid: Mengembalikan Fungsi Asli Masjid
Secara historis, masjid memiliki peran yang sangat luas dalam peradaban Islam. Ia bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat dakwah, musyawarah, dan pendidikan. Konsep Sekolah Masjid menghidupkan kembali fungsi-fungsi itu dengan menjadikan masjid sebagai ruang belajar utama, di mana ilmu agama dan ilmu umum diajarkan berdampingan, dalam suasana yang religius dan berakar pada nilai-nilai Islam.
Sekolah di Masjid Madiun: Teladan Pendidikan Berbasis Adab, Ilmu, dan Al-Qur’an
Salah satu contoh terbaik dari implementasi konsep ini adalah Sekolah di Masjid Madiun, yang dikelola oleh PKBM Khairunnas Madiun. Sekolah ini secara harfiah menjalankan aktivitas belajar mengajar di dalam lingkungan masjid, bukan di gedung sekolah konvensional. Ini bukan hanya inovasi dari segi tempat, tetapi juga pendekatan.
Tiga Pilar Pendidikan di Sekolah Masjid Madiun:
- Adab (Akhlak): Sebelum belajar membaca atau berhitung, siswa diajarkan untuk bersikap sopan kepada guru, teman, orang tua, dan lingkungannya. Pembiasaan akhlak ini dilakukan setiap hari, melalui praktik langsung, bukan sekadar teori.
- Ilmu: Pelajaran umum seperti matematika, sains, dan bahasa tetap diajarkan, namun selalu dikaitkan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini menumbuhkan kesadaran bahwa semua ilmu berasal dari Allah dan dapat digunakan untuk kemaslahatan.
- Al-Qur’an: Program tahfidz (menghafal) dan tadabbur (memahami) Al-Qur’an menjadi bagian penting dalam kurikulum. Siswa dibiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari dan memahami maknanya, bukan sekadar hafalan kosong.
Model Belajar yang Fleksibel dan Dekat dengan Komunitas
Sekolah Masjid Madiun tidak hanya memberikan pendidikan alternatif yang terjangkau, tetapi juga menciptakan ikatan yang kuat antara anak–orang tua–masjid–masyarakat. Orang tua terlibat aktif dalam proses belajar anak, karena masjid berada di tengah-tengah komunitas. Inilah pendidikan yang membumi dan membaur dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui akun Instagram @sekolahdimasjid_madiun, mereka juga aktif mendokumentasikan aktivitas pembelajaran, kegiatan sosial, hingga testimoni orang tua — menjadi inspirasi nyata bahwa pendidikan Islami tidak harus mahal atau eksklusif, tapi bisa dimulai dari masjid di lingkungan sendiri.
Mengapa Sekolah Masjid Relevan di Era Sekarang?
Model sekolah berbasis masjid menjawab kebutuhan masyarakat Muslim yang menginginkan pendidikan yang:
- Mengakar pada nilai Islam, bukan hanya teori.
- Membentuk karakter dan adab, bukan hanya nilai akademik.
- Terjangkau dan membaur dengan masyarakat.
- Fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan lokal.
Di era digital dan global ini, di mana nilai moral dan spiritual sering terpinggirkan, Sekolah Masjid tampil sebagai oase: pendidikan yang menghidupkan hati, menumbuhkan ilmu, dan memperkuat identitas keislaman.
Sekolah Masjid bukan hanya alternatif, tetapi merupakan inovasi pendidikan Islami yang menjanjikan dan sangat relevan di tengah masyarakat. Dengan menjadikan masjid sebagai ruang belajar, anak-anak tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan spiritual yang membentuk kepribadian mereka.
Contoh nyata seperti Sekolah di Masjid Madiun membuktikan bahwa pendidikan berbasis masjid bisa menjadi solusi yang inklusif, mendalam, dan menyentuh langsung kebutuhan umat. Ini adalah model yang pantas untuk ditiru, dikembangkan, dan didukung agar lebih banyak generasi Islam tumbuh menjadi insan yang beradab, berilmu, dan beriman.