Semangat Ngaji di Tahun Ajaran Baru: Saatnya Memulai dengan Hati dan Niat yang Bersih

Madiun – Tahun ajaran baru telah tiba. Selembar halaman kehidupan kembali terbuka, memberi kita ruang untuk menulis kisah baru, harapan baru, dan tentu saja, semangat baru. Di antara banyak hal yang perlu disiapkan — seragam, buku tulis, jadwal pelajaran — ada satu hal yang tidak kalah penting: semangat untuk belajar agama, semangat untuk ngaji. Ngaji bukan sekadar rutinitas. Ngaji adalah proses menyucikan hati dan memperbaiki diri. Ia adalah jalan untuk mengenal Allah lebih dalam, memahami kalam-Nya, dan meneladani Rasul-Nya. Maka, tahun ajaran baru bukan hanya saatnya mengulang pelajaran Matematika atau Bahasa Indonesia, tapi juga saat yang tepat untuk menyegarkan kembali tekad kita menuntut ilmu agama.
Awali Tahun Ini dengan Niat yang Lurus
Memasuki tahun ajaran baru, mari kita perbaharui niat kita. Belajar bukan untuk mencari pujian, bukan untuk nilai rapor semata, tapi untuk mencari rida Allah. Menimba ilmu agama bukan karena ikut-ikutan teman atau takut dimarahi orang tua, tapi karena kita sadar: hidup tanpa ilmu itu gelap.
Imam Ahmad pernah berkata: “Manusia lebih butuh ilmu daripada makanan dan minuman, karena makan dan minum hanya dibutuhkan sekali atau dua kali sehari, sementara ilmu dibutuhkan setiap saat.” Mari kita tanamkan pada diri kita dan anak-anak kita, bahwa belajar ngaji bukan beban, tapi kebutuhan jiwa. Kita ingin dekat dengan Al-Qur’an, karena di situlah cahaya hidup. Kita ingin paham hadits Nabi, karena di sanalah petunjuk kebahagiaan.
Bagi para santri, jadikan lingkungan pesantren sebagai ladang pahala. Gunakan setiap waktu sebaik-baiknya. Kalau dulu masih malas setor hafalan, sekarang semangat. Kalau dulu sering bolos kajian, sekarang tekun hadir dan mencatat. Ingatlah, waktu tak bisa diulang, tapi setiap ilmu yang kau catat hari ini bisa menjadi pelita untuk masa depanmu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
Ngaji itu mendatangkan keberkahan. Rumah yang di dalamnya terdengar bacaan Al-Qur’an akan disinari malaikat. Hati yang terbiasa mendengar nasihat agama akan lebih lembut dan mudah menerima kebenaran. Ngaji bukan perjalanan sendiri. Kita bisa saling menguatkan. Ajak teman untuk ikut kajian. Buat komunitas kecil di kelas atau RT untuk belajar bareng. Orang tua bisa ajak anak-anak ngaji bersama di rumah. Santri bisa mengajak sesama teman di pondok untuk muroja’ah bersama.
Mari kita jadikan tahun ajaran baru ini bukan hanya momen mengganti kalender atau membeli buku baru, tapi momen menanam tekad baru: Aku ingin lebih dekat dengan Al-Qur’an. Aku ingin lebih paham ajaran Nabi. Aku ingin lebih rajin ngaji. Untuk para santri, jadikan pesantren sebagai taman ilmu yang kalian cintai. Untuk para siswa, jadikan sekolah bukan hanya tempat mencari nilai, tapi tempat mencari cahaya. Untuk para orang tua, jadilah pendukung terbaik bagi anak-anak yang ingin mengenal Rabb-nya lebih dekat.
Semoga tahun ini, langkah kita menuju majelis-majelis ilmu makin ringan, hati kita makin terbuka menerima nasihat, dan hidup kita dipenuhi keberkahan karena dekat dengan kalamullah.
MasyaAllah
Keren banget sekolahnga