Fenomena Food Coma Dalam Metabolisme Tubuh

Biologi merupakan ilmu yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Seluruh aktivitas tubuh melibatkan proses metabolisme yang berarti adalah penerapan mutlak ilmu biologi. Mulai dari makan, minum, tidur hingga bangun, dan respon tubuh beserta gangguang-gangguan yang dialaminya. Menanggapi fenomena tersebut, maka muncul pertanyaan, bagaimana rasa kantuk dan malas terjadi setelah makan? Tapi di lain waktu dan kondisi, rasa kantuk dan malas tesebut tidak ada? Apa penyebabnya?

Food Coma

Dalam istilah medis fenomena munculnya rasa kantuk dan malas setelah makan disebut Posprandial somnolence atau Food Coma. Secara ilmiah, ketika makan, pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk menurunkan kadar gula. Kemudian insulin akan membawa asam amino ke otak. Di antara asam amino tersebut terdapat asam amino triptofan yang akan diubah menjadi serotonin (hormon pemicu rasa senang) dan akan diubah lagi menjadi melatonin (hormon pemicu tidur).

Rasa kantuk yang muncul setelah makan efek food coma, sebenarnya terjadi secara normal. Akan tetapi, rasa kantuk yang kuat dan dibarengi lemas akan terjadi jika seseorang makan terlalu kenyang. Menurut Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik Sp.PD, KEMD., ketika makan terlalu kenyang, maka organ pencernaan dipaksa bekerja aktif. Pengangkutan oksigen oleh pembuluh darah akan difokuskan ke organ-organ pencernaan. Hal ini dapat mengganggu aliran oksigen ke organ-organ lain, khususnya otak. Akibatnya, otak akan kekurangan oksigen dan respon tubuh ketika otak kekurangan oksigen adalah timbulnya rasa kantuk tersebut. 

Selain makan terlalu kenyang, rasa kantuk dan lemas juga diakibatkan oleh tidak seimbangnya menu makanan. Saat seseorang mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan gula atau karbohidrat tinggi, maka saraf parasimpatik akan meningkatkan fungsi organ pencernaan. Imbasnya, fungsi kerja organ lain termasuk otot akan menurun. Hal inilah yang akan membuat rasa lemas setelah makan. 

Jadi, rasa kantuk dan lemas setelah makan dapat dihindari dengan tidak makan terlalu kenyang dan makan makanan berkarbohidrat tinggi. Akibat lainnya adalah, muncul gangguan-gangguan metabolisme tubuh yang lebih berbahaya. Imam Syafi’i berkata: “saya tidak pernah makan kenyang selama 16 tahun. Karena perut kenyang itu akan memberatkan badan, mengeraskan hati, mengurangi kecerdasan, menumpulkan otak, membawa kepada tidur dan memalaskan beribadah”

Di Pesantren Khairunnas Santri akan belajar dengan kegiatan kegiatan yang interaktif yang membantu Ananda untuk berfikir kreatif dan inovatif. Pesantren Khairunnas adalah Yayasan pendidikan yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat. SD Unggulan Surabaya, SMP Unggulan Malang Tuban Madiun, SMA Unggulan Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top