Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan

Di Balik Kesulitan Ada Kemudahan

Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan – Kehidupan di dunia sebenarnya merupakan ujian bagi setiap hamba. Tidak ada satu pun makhluk di dunia yang hidup, kecuali dia akan duiji oleh Allah dengan berbagai cobaan dan pada akhirnya kembali lagi kepada Allah.

Manusia dianjurkan untuk selalu bersikap optimis meskipun kesulitan melanda. Orang yang beriman harus yakin bahwa di dalam kesulitan pasti ada kemudahan yang dijanjikan Allah. Ini tertuang dalam surat Al Insyirah ayat 5.
Surat Al Insyira merupakan surat ke-94. Termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekah. Dalam surat Al Insyira ayat 5 Allah SWT berfirman,
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرً
Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Dikutip dari buku Tafsir Ibnu Katsir oleh Ibnu Katsir, dari ayat di atas Allah memberitahu bahwa setiap kesulitan terdapat kemudahan. Ayat di atas menganjurkan umat Muslim untuk selalu percaya akan pertolongan Allah. Sebab, Allah memberi jaminan bahwa kesusahan adalah jembatan menuju keberhasilan.
Hal ini diperkuat dengan sabda nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya keberhasilan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesusahan, dan sesungguhnya bersama kepayahan ada kesenangan.” (HR. At Tirmidzi)

Namun, seringkali manusia berputus asa akan cobaan yang diberikan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.

Hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah ayat 5)

Dalam ayat tersebut, ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil:

1. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan

Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Al-Insyirah  hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaidah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.

Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Al-Insyirah  itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaidah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang. Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.

Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.

2. Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”  Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu, yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”

3. Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat

Dalam ayat  di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.” Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku. Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.

4. Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat

Ibnu Rajab telah mengisyaratkan, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya.

Sumber: Ustadz Samsam Nurhidayat

Suka dan duka bukanlah sesuatu yang abadi. Mereka akan datang silih berganti.
Suka dan duka merupakan suatu model ujian dari Allah. Setiap  umat Muslim harus bisa menyikapinya ujian tersebut dengan melakukan musahabah diri. Pada dasarnya, suka duka merupakan cara Allah menyempurnakan segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Oleh karena itu, tugas seorang muslim adalah terus berusaha dan jangan berputus asa atas kesusahan yang diberikan oleh Allah. Karena Allah akan memberikan jaminan kemudahan setelahnya.

Baca Juga : Hadist Innamal A’malu Binniyat

Di Pesantren Khairunnas Santri akan difokuskan untuk menghafal Al-Quran dengan metode pembelajaran yang sudah banyak melahirkan Hafidz/ Hafidzah. Santri juga akan belajar dengan kegiatan kegiatan yang interaktif yang membantu Ananda untuk berfikir kreatif dan inovatif. Pesantren Khairunnas adalah Yayasan pendidikan yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat. SD Unggulan Surabaya, SMP Unggulan Malang Tuban Madiun, SMA Terbaik dan Unggulan Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top